MuaraEnim – rubrikini.co.id, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Muara Enim terus berupaya agar masalah tali asih antara 6 warga di Kelurahan Muara Enim Kecamatan Muara Enim dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait kompensasi lahan menemui titik temu.
Asisten II Pemkab Muara Enim Riswandar melalui Kepala Bagian Ekonomi Pembangunan Pemkab Muara Enim Sobirin mengatakan bahwa Pemkab Muara Enim telah memfasilitasi pada Senin kemarin 25 Oktober 2021 dengan mempertemukan antara kedua Pihak. Akan tetapi, tali asih yang ditawarkan PT KAI kepada warga yang terkena pembangunan double track atau jalur ganda rel kereta api belum diterima 6 warga tersebut.
Untuk keseluruhan ada 305 warga yang diberikan tali asih PT KAI, dan 6 warga diantaranya belum sepakat dengan harga diberikan PT KAI. Sebaliknya, ke-6 warga itu memiliki standar harga sendiri. Sedangkan, PT KAI punya pedoman sendiri terkait tali asih pada lahan PT KAI yang ditempati warga, dan PT KAI hanya memberikan tali asih pada nilai bangunan saja, baik bangunan permanen maupun non permanen.
Ia menuturkan sebelumnya permasalahan warga ini sudah difasilitasi pada tingkat Kelurahan dan Kecamatan, tapi belum menemukan kata sepakat. Hingga fasilitasi Senin kemarin, kedua Pihak tetap berpegang pada keputusan masing – masing.
Maka dari itu, Sobirin melanjutkan Pemkab Muara Enim akan memberikan kesempatan dengan memfasilitasi terakhir untuk penyelesaian kedua pihak pada Kamis 28 Oktober 2021 nanti, untuk diharapkan ada penyelesaian.
Pemkab Muara Enim tidak ikut campur pada permasalahan ini dan tidak bisa mengintervensi. Pada satu sisi Pemkab Muara Enim tidak ingin merasa ada warga yang terzolimi akibat pembangunan double track, namun disisi lain Pemkab Muara Enim tidak ingin kegiatan PT KAI terhambat.
“Pemkab Muara Enim berharap ada tawar menawar, dengan harapan PT KAI dan warga bisa melunak. Dan bila belum ada titik temu pada Kamis nanti, silakan kedua pihak dapat menempuh jalur hukum,” tutup Sobirin. (ri-zi)
